Kalimatul Haqqi Yuurodhu Bihaa Baathilun atau Kalimat Kebaikan Yang Digunakan Untuk Tujuan Buruk.
Mungkin judul posting ini agak saling bertolak belakang, namun penjelasannya akan sangat mengagetkan Kamu.... Ini saya ambil dari Pesan yang dikirimkan oleh Saudara saya Vriendra Aditya.
Perang pemikiran (ghazwul fikri) adalah strategi perang gaya baru yang digunakan pihak-pihak yang memusuhi Islam untuk merusak nilai-nilai ajaran Islam.
Inilah peperangan dahsyat yang tidak menggunakan senjata, dan tidak menggunakan kata-kata permusuhan secara jelas, tidak secara jelas menampilkan jati diri pelakunya, bahkan dapat menggunakan umat Islam sendiri (yang memiliki pemikiran liberalis-sekularis) sebagai pelaku peperangan tersebut.
Perang pemikiran oleh musuh Islam sudah mencapai jantung Islam, sudah menyerang inti ajaran Islam, yaitu bagian penting dari akidah Islam, sudah menggoyahkan prinsip-prinsip dalam keimanan.
Perang pemikiran menyebabkan kemungkaran pemikiran dan kemungkaran akidah, yang kapasitasnya jauh lebih berbahaya dibanding kemungkaran muamalat semacam perjudian, pelacuran, narkoba dan semcamnya.
Salah satu bentuk strategi perang pemikiran tersebut adalah menyampaikan kalimat-kalimat kebaikan / kebenaran tapi memiliki tujuan buruk yang hampir-hampir tidak terlihat keburukannya.
Beberapa contoh sederhana dibawah ini adalah untuk menggambarkan contoh-contoh kalimat yang kelihatan berisi kebaikan tersebut, dari yang paling sederhana hingga yang berpotensi besar merusak pemikiran.
Kalimat Kebaikan :
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang (Innaloha ghofururrohim).
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Pelaku maksiat yang menolak atau berusaha menunda bertobat lantas menggunakan argumentasi bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang (Innaloha ghofururrohim). Mereka beranggapan Allah pasti tidak akan menyiksa dirinya di hari akhirat kelak hanya karena berjudi atau tidak sholat. Innaloha ghofururrohim seharusnya digunakan untuk orang yang sudah bertobat tapi masih sulit menghilangkan rasa bersalahnya dimasa lalu, dan bukan ditujukan kepada pelaku maksiat yang ingin menunda pertobatannya.
Kalimat Kebaikan :
Sholat memerlukan keikhlasan,
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Orang kufur menggunakannya sebagai alasan untuk tidak sholat karena merasa belum mampu menjaga keikhlasannya.
Kalimat Kebaikan :
Seorang wanita yang memakai jilbab karena keimanan dan keikhlasannya adalah sangat ideal. Masih ada beberapa wanita berjilbab yang belum mampu memperbaiki akhlaknya dan ini bisa merusak citra Islam. Karena itu hendaknya wanita muslimah benar-benar menjaga akhlaknya dengan baik.
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Sering digunakan sebagian wanita muslimah sebagai pembenaran agar ia memiliki argumen yang kuat untuk menunda dan terus menunda memakai jilbab, dan akhirnya tidak pernah memakai jilbab hingga akhir hayatnya. Padahal memakai jilbab / hijjab bagi wanita muslim akil-baligh hukumnya wajib, suka tidak suka, siap atau tidak siap, terlepas dari buruk atau baik akhlaknya. Masalah bahwa adanya wanita berjilbab tapi akhlaknya tetap buruk bukanlah hukum sebab akibat, artinya JILBAB BUKANLAH ALAT POKOK UNTUK MENGUBAH AKHLAQ SESORANG, jilbab adalah alat untuk menutup sebagian aurat wanita sesuai perintah agama Islam.
Kalimat Kebaikan :
Spanduk berisi nasihat indah bahwa ”Islam adalah agama anti kekerasan” , biasanya dipasang di pusat-pusat hiburan malam yang mengandung maksiat, khususnya pada bulan Ramadhan
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Bertujuan agar tempat maksiat tersebut tetap dapat beroperasi dengan cara menciptakan keraguan dan rasa sungkan bagi umat Islam setempat apabila melakukan pemaksaan untuk menutup tempat maksiat tersebut.
Kalimat Kebaikan :
Politik itu berpotensi kotor, penuh intrik dan fitnah. Pengalaman membuktikan banyak orang yang tadinya baik akhirnya menjadi buruk ketika menceburkan diri ke dunia politik. Karena itu sebaiknya para ulama jangan ikut bermain di panggung politik, jangan sampai masyarakat kehilangan figur ulama yang disayanginya ketika ulama tersebut masuk ke dunia politik dan berpihak pada partai politik tertentu yang berbeda dengan partai yang mereka cintai selama ini. Bahkan dikhawatirkan akhirnya akan merusak nama Islam atau ulama tersebut kehilangan pengaruh karena terus diifitnah selama berpolitik.
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Bertujuan agar ulama tidak ikut campur urusan politik, tidak ikut campur memperbaiki sistem politik dan kenegaraan yang sudah kotor, dan tidak ikut campur merubah sistem politik sekuler menjadi sistem politik yang mengadaptasi unsur-unsur keunggulan syariah Islam.
Kalimat Kebaikan :
Syariah Islam adalah sistem pengaturan kehidupan umat yang sangat bernilai tinggi. Dengan syariah Islam terbukti Islam berjaya di zaman nabi dan para khalifah. Syariah Islam sangat cocok untuk masyarakat yang umat Islamnya di zaman nabi karena mereka adalah generasi terbaik dari umat Islam yang pernah ada.
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Para perusak pemikiran Islam beragumentasi bahwa di zaman modern saat ini dimana pengaruh global dan liberal sudah menyerbu ke setiap rumah dan hati umat Islam dan umat Islam sendiri sangat beragam kualitas imannya, maka kita harus lebih fleksibel menerapkan syariah Islam. Syariah Islam hanya cocok bila umat Islamnya memiliki kualitas keimanan dan ibadah seperti umat Islam di zaman nabi. Penerapan syariah Islam harus lebih hati-hati agar tidak ditolak oleh umat Islam sendiri. Tujuan akhir musuh Islam adalah agar penerapan syariah Islam ditunda dan terus ditunda hingga akhirnya tidak diterapkan sama sekali hingga akhir zaman.
Kalimat Kebaikan :
Akhlak yang baik akan membawa kita ke surga.
Digunakan Untuk Tujuan Buruk :
Para sekularis dan pluralis cenderung melebih-lebihkan hal ini, sehingga berusaha menempatkan bahwa akhlak adalah hal yang utama, sambil melemahkan urgensi akidah (keimanan Islam). Mereka menggiring umat Islam yang lemah ilmunya dengan wacana bahwa hanya dengan akhlak yang baik kita bisa lulus dari proses peradilan akhirat. Wacana ini kemudian berkembang tak terkontrol menjadi wacana pluralis-liberalis yang mengatakan bahwa semua orang boleh berbeda agama asal baik akhlaknya. Ketika bola pemikiran semakin liar, mereka lantas berkata bahwa semua agama adalah benar karena sama-sama mengajarkan kebaikan. Akhir tujuan para perusak pemikiran ini adalah bahwa :
Tidak diperlukan lagi agama dalam kehidupan ini, cukup dengan menjadi manusia yang berakhlak baik.
Sesuatu Yang Baik dan Mengandung Hikmah
Sikap yang benar adalah menyampaikan suatu kebaikan yang mengandung hikmah, artinya suatu kebaikan yang bermanfaat, yang disampaikan dengan tujuan-tujuan yang baik berdasarkan nilai-nilai Qur’an dan sunnah.
Persiapan Menghadapi Perang Pemikiran
Untuk menghadapi perang yang menakutkan ini kita perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni, kecerdasan yang memadai, daya nalar, keberanian untuk menyatakan penolakan dan keberanian untuk melindungi saudaranya sesama muslim.
Bagaimana Persiapan Kamu sekarang, sudah Siap belum ..?
Wallahu ’alam bish shawab.
Semoga Bermanfaat
- Blogger Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar
Tariq Kusuma's Official Personal Blog