Saudaraku, pasti sangat mudah dan spontan kita menjawab sapaan ini. Dari jawaban yang standar, seperti “Alhamdulillah”, “Baik” atau “Biasa-biasa aja” sampai yang di bawah standar, seperti “mmm gimana ya?”, “au ah gelap” atau “emang gue pikirin!”.
Adakah yang salah dengan semua jawaban tadi? Tentu tidak, karena jawaban tadi memang sangat tergantung pada ‘cuaca’ hati dan pikiran. Jawaban di saat hati sedang ‘mendung berawan’ apalagi sampai dilanda ‘badai’ wajar berbeda dengan saat hati sedang cerah sumringah tak ‘berawan’. Sampai di sini, rasanya memang tak ada masalah. Tapi, tahukah kita kalau jawaban atas sapaan ini punya konsekuensi lain yang berhubungan dengan semangat, keyakinan diri dan potensi sukses hidup? Nah, saudaraku di sinilah letak masalahnya.
Anthony Robbins, mantan office boy dan salesman yang pernah tinggal di apartemen kumuh seluas 37 m2 di California yang kini telah menjelma menjadi motivator kondang kelas dunia, menemukan hubungan itu. Singkat cerita – kurang lebihnya, lewat pengamatannya, diketahui bahwa jawaban di bawah standar pada diri seseorang menunjukkan kadar semangat, keyakinan dan potensi sukses hidup yang juga di bawah standar. Sebaliknya, siapa saja yang memberi jawaban “Bagus”, “Sangat Baik”, “Luar Biasa” (jawaban terakhir ini diadopsi oleh kalangan pelaku Multi Level Marketing) atau juga jawaban lainnya yang bersemangat menunjukkan kadar semangat, keyakinan dan potensi sukses hidup yang juga di atas standar.
Setuju? Ya, Harus itu! Tapi maaf, jika hanya itu jawaban di atas tampaknya ada yang masih kurang.
Baiklah, mari kita renungkan, perasaan apa yang mendera, ketika jawabannya adalah “Luar Biasa” ? Pastilah diri ini mengalami gejala 3C : Cool, Calm and Confidence. Gejala ini kalau keterusan dan dibiarkan tanpa perlakuan yang tepat, bisa-bisa berubah wujud jadi takabur. Padahal Dien kita mewanti-wanti agar kita senantiasa bertakbir, bukannya bertakabur! Mengagungkan Dzat Allah yang Serba Maha, bukan malah mengaburkannya dengan mengagungkan diri kita yang notabene adalah hamba-Nya. Lalu, mengapa Kang Robbins tega mengabaikan aspek ruhiyah? Harap maklum saudaraku, sampai kini Kang Robbins memang belum muslim. Semoga Allah berkenan memberinya hidayah taufiqiyyah hingga memeluk Islam secara kaffah agar selamat dunia akhirat.
So, harus bagaimana? Sederhana saja. Lengkapi jawaban tadi agar benar-benar nyar’i alias nyaman dan sesuai syariat. Jawablah dengan “Alhamdulillah ... Luar Biasa ... Allahu Akbar”. “Alhamdulillah” maknanya kita selalu mensyukuri nikmat Allah dari dulu, sekarang hingga nanti ajal menjelang. “Luar Biasa” maksudnya apapun kondisi badan dan cuaca hati, kita tetap merasa luar biasa, pantang putus asa, dan selalu haus akan prestasi. “Allahu Akbar” menjadi pamungkas makna bahwa itu semua terjadi dan hanya akan terjadi atas izin Allah yang Maha Besar. Sesuai kaidah ‘4 sehat 5 sempurna’, maka agar sempurna, tatkala menjawab imbangi juga dengan body language yang mantap. Jadi, subhanallah, tak dinyana ternyata amat dalam maknanya.
Simpulannya, ketika moto Be The Best, not ‘be asa’ sudah terpatri, membiasakan diri dengan menjawab sapaan “apa kabar hari ini?” dengan ringan, bahasa tubuh mantap serta penuh makna “alhamdulillah luar biasa Allahu Akbar” akan sangat membantu untuk bangkit membangun daya diri, untuk komitmen dan konsisten menggapai asa pribadi terbaik, pribadi sarat prestasi.
Cobalah. Insya Allah.
Dikutip dari buku motivasi metanoiac Islami pertama
Be The Best, not ‘be asa’, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Wah nambah lagi -pengetahuan ane di sini
BalasHapusalhamdulillah klo blog ini bermanfaat,
BalasHapussilahkan kamu jadi Gabung di Blog ini