Kaum Muslim Uighur di Xinjiang, Cina, masih terus terancam. Setelah aparat kemamanan Cina membantai mereka dalam aksi protes 5 Juli lalu, kini giliran ribuan etnis Han turun ke jalan-jalan di ibu kota Urumqi guna memburu warga Muslim yang tidak berdaya. “Terlalu banyak kebencian di sini sekarang,” ujar Ali, seorang warga Uighur, kepada Agence France Presse (AFP) kemarin (8/7). Kelompok Uighur di pengasingan mengingatkan akan adanya “genocide” (pembunuhan masal) terhadap kaum Muslim di wilayah Xinjiang.
Dikemukakan, ribuan etnis Han yang dimukimkan pemerintah Cina di Xinjiang tumpah ke jalan-jalan bersenjatakan pentungan dan lainnya guna memburu etnis Uighur. “Tangkap mereka! Pukul! Pukul! Pukul!” demikian mereka berteriak saat melihat Muslim Uighur. Warga Muslim yang tidak bisa menyelamatkan diri babak-belur hingga sekarat, menjadi bulan-bulanan kebrutalan etnis Han.
“Saya sangat takut pulang malam ini,” kata Halisha, seorang dokter mata berusia 30 tahun, yang memilih tidur di klinik kecilnya ketimbang harus pulang melalui jalanan yang berbahaya. “Saya tidak tahu apakah harus percaya kepada tetangga saya atau orang-orang di jalanan? Lebih aman (menginap) di sini sekarang.”
Urumqi bergolak sejak Ahad lalu ketika hampir 1.000 Muslim Uighur turun ke jalan-jalan guna memprotes sikap diskriminatif serta kontrol budaya dan agama pemerintah Cina. Sedikitnya 156 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka ketika polisi Cina membubarkan paksa massa demonstran dengan gas air mata dan tembakan senjata api secara membabi-buta.
Ironisnya, kini etnis Han yang memburu Muslim Uighur di tengah kecaman masyarakat dunia atas kebiadaban aparat keamanan Cina. Kelompok pembela HAM menyebutkan, sedikitnya 1,434 orang Muslim ditahan dan kemungkinan disiksa.
Amuk massa etnis Han Cina meneruskan aksi brutal ribuan tentara Cina. Menurut saksi mata, tak satu pun etnis Han yang melakukan serangan ditahan polisi. Kelompok Uighur di pengasingan mengingatkan akan adanya “genocide” (pembunuhan masal) terhadap kaum Muslim di wilayah Xinjiang.
“Genosida terhadap Muslim Uighur tengah berlangsung,” kata Torgan Tozakhunov, Wakil Direktur Pusat Kebudayaan Uighur di Kahazakhstan tempat sekitar 220.000 warga Uighur tinggal. “Pihak berwenang Cina harus bertanggung jawab atas aksi kriminal ini di depan masyarakat internasiopnal.”
Perdana Menteri Turki, Racab Tayyib Erdogan, menyerukan dunia agar menghentikan “kebuasan” yang kini terjadi terhadap Muslim Uighur. “Kekejaman terhadap Muslim Uighur harus segera dihentikan,” katanya.
Muslim Uighur melakukan aksi damai guna memrotes kebijakan Cina yang selama diskriminatif terhadap mereka. Belakangan, pemerintah Cina berusaha menghapus identitas dan budaya Islam di Xinjiang, termasuk berusaha mengubah komposisi penduduk dengan menempatkan ribuan etnis Han di sana. Pemerintah Cina juga memasukkan pelajaran bahasa Mandarin di sekolah-sekolah Xinjiang guna menghapus bahasa lokal Uighur (Turki)
Sekarang bagi kalian yang "katanya" Menujunjung Tinggi HAM, mana Suaramu ???!!! Silahkan Koment
Sumber : Website HTI
- Blogger Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar
Tariq Kusuma's Official Personal Blog